Sesuai dengan salah satu prinsip pembelajaran kooperatif, pembagian kelompok didasarkan pada heterogenitas siswa. Anggota kelompok harus diupayakan agar berbeda kemampuannya dengan maksud agar anggota-anggota kelompok yang berkemampuan lebih rendah dapat meningkat kemampuannya setelah berinteraksi dengan anggota berkemampuan lebih tinggi. Dengan kata lain, pengelompokan siswa melalui belajar kooperatif ini mengupayakan agar siswa dengan kemampuan yang lebih tinggi dapat memberi pengaruh positif kepada siswa yang lebih rendah. Upaya ini sesuai dengan pernyataan yang dipopulerkan oleh Johnson dan Johnson (2001), yaitu swim or sink together. Selain pengaturan anggota kelompok berdasarkan kemampuan, pembagian anggota kelompok juga memperhatikan besarnya jumlah anggota di dalam sebuah kelompok. Kelompok belajar kooperatif sebaiknya mengusahakan agar jumlah anggota dalam sebuah kelompok tidak terlalu besar, berkisar antara 4-5 orang, agar terjadi interaksi belajar yang aktif antara anggota kelompok lain dan guru lebih mudah menguntrol siswa. (http://www.mercubuana.ac.id/file/7-Ghazali.pdf, diakses Jumat, 23 Juli 2011).
Menurut Rusman (2010:204) berkenaan dengan pengelompokan siswa dapat ditentukan berdasarkan atas: (1) Minat dan bakat siswa, (2) Latar belakang kemampuan siswa, (3) Perpaduan antara minat dan bakat siswa dan latar kemampuan siswa.
Tinggalkan komentar